Angsa
Bertelur Emas
Orang orang
berkerumun di depan toko penjual telur di sebuah pasar di desa. Yang berada di
luar ingin maju masuk ke dalam, sedangkan yang di dalam ingin lebih dekat lagi
ke depan meja. Mereka datang dari seluruh penjuru negeri karena mendengar ada
seekor angsa yang bertelur emas, mereka ingin melihatnya dengan mata kepala
sendiri. Dan akhirnya, di depan mereka semua, hal ajaib itu terjadi persis
seperti yang mereka dengar. Di atas meja, berkilauan di bawah sinar matahari,
tergeletak sebuah telur emas!
Mereka menggenggam erat-erat uang mereka, tangan
mereka sampai berkeringat, dan mereka mengacung- acungkan tangannya berebutan
ingin membeli telur itu. Tapi si Pedagang, walaupun dia sangat bersemangat,
hanya bisa menjual satu telur emas sehari. Yang lain terpaksa menunggu karena
si Angsa hanya bisa bertelur satu telur sehari!
Si Pedagang
benar-benar tidak puas dengan hal itu, dia ingin segera punya banyak uang.
Gagasan yang hebat lalu terlintas di pikirannya. Pedagang yang rakus itu akan
membunuh si Angsa! Ia akan mengambil semua telur yang ada di dalam tubuhnya
sekaligus. Dia sudah tidak sabar ingin segera cepat kaya.
Para pembeli
bersorak gembira ketika si Pedagang mengumumkan ide hebatnya itu pada mereka.
Kemudian dengan hati-hati ia mengeluarkan sebuah pisau tajam dan membelah dada
burung itu. Orang-orang menahan nafasnya. Darah si Angsa menetes merah
membasahi bulu bulunya yang putih.
"Dia
membunuh burungnya!" orang-orang bergumam terpesona. Lalu seorang nenek
tua berkata dengan bijak,"Ya, dan dia telah melakukan kesalahan yang
besar! Kamu semua akan lihat, angsa itu sekarang hanya seekor burung biasa.
Tentu saja karena ia sudah mati."
Nenek itu berkata benar. Di sana berbaring seekor angsa yang cantik, dadanya terbelah lebar, tapi tak ada sebutir telur pun terletak di dalam tubuhnya. Sekarang angsa itu hanya berguna untuk jadi angsa panggang. "Dia sudah membunuh angsa yang memberinya telur emas!" seorang petani berkata sedih. Orang-orang pun meninggalkan toko dan berjalan pulang dengan gontai.
Nenek itu berkata benar. Di sana berbaring seekor angsa yang cantik, dadanya terbelah lebar, tapi tak ada sebutir telur pun terletak di dalam tubuhnya. Sekarang angsa itu hanya berguna untuk jadi angsa panggang. "Dia sudah membunuh angsa yang memberinya telur emas!" seorang petani berkata sedih. Orang-orang pun meninggalkan toko dan berjalan pulang dengan gontai.
Pesan dari cerita ini adalah : jangan rakus! Jangan
tamak, loba, dan serakah!
terjemah
bebas dari : The Goose Who Laid the Golden Eggs, Richards Topical
Encyclopedia. 1951
Tidak ada komentar:
Posting Komentar